Selasa, 12 November 2013

contoh cerpen sudut pandang orang ketiga

MASIH MUNGKIN

karya: Fakhri Rahman 



Rina, memiliki paras cantik, lugu, dan manis tapi dibalik semua itu dia memiliki sifat yang buruk, keras kepala, sombong dan semua keinginannya harus dipenuhi walupun terselip sedikit hati yang lembut. Selama ini dia selalu hidup bahagia dengan adiknya anisa, disaat ulang tahunnya yang ke 5 dia harus menerima suatu berita yang buruk dan yang seharusnya belum pantas untuk rina dengarkan dan ketahui yang sekejab mengubah semua kebahagiaannya yang membuncah menjadi kesesakan penderitaan, dia harus menerima kabar bahwa di dalam tubuhnya terdapat penyakit yang sulit disembuhkan. Hidupnya selalu diisi dengan kesedihan, senyuman yang manis diharinya sekejab berubah menjadi kesuraman. Hari demi hari rina lewati dengan kesedihan dia tahu bahwa kapan saja penyakit itu bisa membunuhnya hari-hari yang seharusnya rina lewati untuk bermain semuanya terkuras oleh keperluan berobat.

Waktu terus berjalan, seiring berjalannya waktu rina bersekolah di sebuah sekolah dasar swasta dijakarta. Rina sama sekali tidak mempunyai teman untuk bermain, banyak alasan yang membuat rina tidak mempunyai teman salah satunya adalah kesombongannya. Hingga suatu saat ada seorang gadis lucu’ cantik dan baik menyapa rina dan duduk disebelahnya

“Rina...selamat pagi” perkataan spontan yang keluar dari mulut sigadis lucu. “ kakakakamuuu safira kan? Kamu tau namaku? Dasar sok kenal.” Jawab rina dengan gugup dan sombongnya. “ aku tahu namamu. Karena kamu juga tahu siapa namaku. Bagaimana jika kita berkenalan? Atau kita berteman?” ucapan yang keluar dari mulut safira dengan ramahnya. Jawaban yang diberikan safira sekejab membuat rina terdiam, rina termenung dibawah pohon dengan tiupan angin sepoi-sepoi. Lama sekali rina belum menjawab pertanyaan yang safira berikan, mereka sama-sama diam dibah pepohonan itu. Setelah lama terdiam rina menjawab pertanyaan safira “ kau mau berteman denganku? Buat apa ? aku tidak pernah punya teman? Tidak ada yang mau menjadi temanku. Semuanya berlaku jahat kepadaku. Semuanya tidak ingin aku bahagia, aku tidak perlu teman, pergi kau jauh-jauh” jawaban dari mulut rina dengan disertai tetesan air mata dari sudut pipi chubbynya. Safira tersenyum seraya berkata “ semuanya ingin bahagia, sayangilah semua orang untuk disayangi, bertemanlah denganku untuk mempunyai teman. Aku milikmu dan kamu milikku rina” jawaban safira membuat rina tersentuh dan rina memeluk safira dengan erat. Ucapan safira sekejab membuat perasaan sedih dihati rina berubah menjadi kebahagiaan membuncah rina sekejab lupa akan penyakitnya.

            Rina dan safira menginjak usia 15 tahun mereka duduk dikelas XI IPA. 1 tahun sudah rina dan safira menjalin persahabatan tetapi safira tidak tahu sedikitpun tentang penyakiit rina suatu ketika saat ada acara sekolah rina tak sadarkan diri dan ditolong oleh seorang kakak kelas yang bernama kek deo, kak deo membawa rina ke ruang uks dan melihat keadaan rina kepanikan safira membuncah. Tidak lama kemudian rina pun terbangun “ aku di uks yah? Siapa yang mengangkatku?” ucap rina dengan lemasnya. “iyah rina kamu di uks tadi kak deo yang menggendong kamu, kamu kenapa bisa pingsan yah? Pasti kamu belum sarapan lagi,” Ujar safira
dengan ramahnya. “ hahhhhh kak deo...kak deo yang kamu sukain itu yahhh? Cieee safira gak cemburukan yahh?” jawab rina dengan mengolok-olok.”haaaahh rina malah ngolokin, yaa aku gak mungkin cemburu. Kan dia angkatin temanku. Oh ya kamu tadi kenapa pingsan coba? Ucap safira. “ aku tadi belum sarapan, tenang gak usah kawatir gitu dong” jawaban yang keluar dari mulut rina. Selama 3 bulan rina dan safira bersama rina sering mengalami pingsan disekolah dan safira merasa ada yang tidak beres dengan rina. Berulang-ulang kali safira bertanya kepada rina alasan mengapa dia sering tidaki sadarkan diri dan berulang kali pula rina menjawab baik-baik saja. Dan akhirnya safira percaya begitu saja atas apa yang dikatakan rina walaupun sebenarnya ada sesuatu yang disembunyikannya.

            Class meet adalah acara sekolah yang selalu ditunggu-tunggu para siswa dimana semua siswa dapat bebas satu minggu dari belajar dan waktu diadakannya pertandingan-pertandingan antar kelas. Kak deo sebagai anggota osis adalah salah satu panitia class meet, rina dan safira mengikuti lomba bernyanyi dan saat turun dari panggung deo segera menarik tangan safira mengajak safira untuk pergi kesuatu tempat , rina kehilangan jejak safira dan rina duduk di bawah sebuah pohon karena kebingungan mencari safira.

            Safira sangat senang perasaan safira bagaikan membelah atmosfer Kak deo membawa safira kesuatu tempat dan mengajak safira untuk duduk lalu mereka mengobrol “ safira kamu temannya rina sejak kecilkan?” tanya kak deo. “iya kak. Kok nanyain rina? Ada apa kak?” tanya safira dengan bingungnya. “ gini Ra, kakak udah lama suka sama rina tapi kakak gak berani ngomong kamu bisa bantuin kakak nggak? Perkataan dari mulut kak deo membuat safira terkejut sekaligus membuat safira sedih yang membuncah safira menjawab dengan spontan “tidak” dan berlari safira berlari dengan perasaan sedihnya, safira tidak pernah menyangka bahwa semuanya akan seperti ini, rasa sayang safira kepada rina sekejab berubah menjadi perasaan benci dan gusar. Kebetulan safira melihat rina dan safira segera mendatangi rina dan berkata “ persahabatan kita berakhir by” rina bingung dengan apa yang dikatakan safira, dan setelah itu safira pergi meninggalkan rina.

            Safira pulang kerumah dengan perasaan sakit, safira merasa sangat sakit ternyata orang yang dia sukai menyukai sahabatnya sendiri. Sementara itu dirumah rina, rina pingsan dan dibawa kerumah sakit dan ternyata dokter yang selama ini merawat rina mengatakan “ rina kamu harus bersabar yah? Tumor mu semakin lama semakin parah. dan jarang sekali ada orang yang hidup dengan penyakit separah ini selama lebih dari 5 bulan. “Rina tau dok, rina bakalan kuat dan rina akan kuat” jawab rina.

            2 minggu sudah rina dan safira tidak saling menyapa dan rina sangat bingung apa yang membuat safira seperti itu kepadanya. Saat tugas berkelompok safira tidak mau sekelompok dengan rina sehingga rina harus masuk kekelompok lain dan rina tidak bisa sama sekali ikut berkerja didalam kelompok itu karena setiap pulang sekolah rina harus kontrol akan penyakitnya. Semua orang tidak menerti keadaan rina, mereka malah memaki rina karena rina tidak ikut kerja kelompok rina hanya terdiam mendengar cacian-xcacian itu dan lebiih parahnya safira sama sekali tidak memperdulikan rina karena seorang kak deo safira menjadi membenci rina walaupun didalam hati safira masih terselip rasa kasihan kepada rina. Semakin lama penyakit yang rina derita semakin parah semuanya membuat rina semakin rapuh, safira tidak ingin berteman dengannya, orang tua dan saudaranya selalu sibuk dengan urusannya sendiri, dokter yang hanya menasehati dan memberi obat-obat yang memuakan dan semua orang yang sama sekali tidak memperdulikannya.

            Semakin lama rina semakin rapuh dan semakin hancur dengan penyakit yang mengerogoti tubuhnya. Rina duduk dibawah sebuah pohon yang bertiup angin sepoi-sepoi tiba-tiba muncul sosok kak deo disampingnya sungguh rina terkejut kak deo tiba-tiba muncul. “rina, rina untuk apa kamu duduk disini, safira mana?” tanya kak deo sambil senyum-senyum. “safira sudah lama marah kepada rina kak tidak tahu ada apa dengannya” jawab rina dengan lesunya. mereka terus mengobrol dengan asiknya dan sejenak membuat rina lupa akan penyakitnya yang menyedihkan itu dan pada suatu ketika keluar suatu ucapan dari kak deo yang membuat rina terdiam dan terkejut “ rina kakak menyukaimu, apa safira sudah mengatakan ini kepadamu. Dula u kakak pernah meminta kepada safira untuk memberi tahumu. Bagaimana?” mendengar perkataan itu rina termenung dan terdiam suasana nyang awalnya ceria dan asik sekejab berubah menjadi suram dan senyap.

            Akhirnya rina mendapat jawaban atas marahnya safira kepadanya dan ternyata penyebabnya hanyalah seorang kak deo, rina segera pergi meninggalkan kak deo tanpa mengucapkan satu katapun dan itu yang membuat kak deo merasa sakit dan galau karena sama sekali tidak diberikan jawaban apapun dan kakdeopun pulang dengan perasaan sakit dan membara karena rina pergi meninggalkan nya tanpa satu katapun. Sementara itu rina pergi menemui safira dengan perasaan bersalah rina pergi kerumah safira tetapi safira sama sekali tidak mau menerima rina untuk masuk kerumahnya, rina berdiri didepan pintu rumah safira sampai rina merasakan kelelahan tapi itu semua tidak membuat safira merasa tersentuh walaupun sebenarnya ada sedikit perasaan yang menggetok-getokan hatinya tapi tetap saja safira tidak ingin menemui rina. Karena sudah larut malam rina berdiri di depan pintu rumah safira, rina memutuskan untuk pulang.

            Belum sampai dirumah rina terduduk dijalan dan tidak sadarkan diri. Sementara itu suasana dirumah sedang panik karena rina belum juga ada dirumah sungguh perasaan rina selama ini salah, rina selalu menyangka bahwa orang dirumah tidak ada yang peduli kepadanyaternyata mereka sangat sayang kepada rina dan sangat peduli kepada rina. Keluarga rina menelepon safira dan menanyakan rina yang belum pulang kerumah hingga saat ini kepada safira. Safirapun dihantui perasaan bersalah karena sudah keterlaluan kepada rina. Dengan paniknya safira pun mencari rina. Safira mencari rina kesemuatempat yang di tau dan safira menemukan rina tergeletak di tengah jalan yang sepi dan senyap safira segera mengangkat rina dan mengantarnya pulang. Sesampainya dirumah safira bertanya kepada orang tua rina tentang keadaan rina sebenarnya, safira benar-benar penasaran dan curiga kepada rina.
Akhirnya safira mengetahui suatu fakta yang menyakitkan dan selama ini disembunyikan rina darinya. Safira benar-benar merasa bersalah perasaan safira benar-benar kacau. Sementara itu rina belum sadarkan diri juga.

            Keesokan harinya rina sadar dan melihat safira yang terbaring didekatnya, rina menggenggam tangan safira dengan kuat dan membuat safira terbangun. Melihat rina terbangun safira segera memeluk rina dengan erat dan safira meminta maaf kepada rina kerena sudah memperlakukannya dengan baik “ rina, aku minta maaf, nggak seharusnya aku memperlakukanmu seperti itu. Hati emang gak bisa dipaksain. Aku paham itu?” “ndapapa safira kita tetap teman oke?” kata rina dan mereka kembali akur seperti biasanya hari-hari mereka lalui bersama kembali dan rina kembali lupa akan penykitnya yang kapan saja bisa membunuhnya. 5 bulan setelah vonis dokter, rina benar-benar melemah tapi dengan safira disisi rina, rina benar-benar tidak ingat akan penyakitnya, lalu bagaimana dengan kak deo yang dulu pernah merasakan sakit hati karena sikap rina?.


            Sementara itu dirumah orang tua rina sedang menyiapkan barang-barang untuk persiapan pinadah ke singapur guna pengobatan penyakitn rina yang semakin parah. sesampainya dirumah rina terkejut dengan keadaan rumah yang sudah rapi dan kosong semua barang-barangnya dimasukan kemobil dengan bingungnya rina bertanya kepada mamanya “mah ada apa ini kenapa barang-barang kita dimasukan kedalam mobil?, kita gak bakal pergi jauh dari dhillah kanmah? Gak mungkinkan mah? Rina masih sayang sam safira. Rina gak bisa jauh dari safira, safira udah jadi daging rina mah?” tanya rina dengan air mata yang menetes dari sudut pipinya yang menunggun jawaban dari mamanya. “rina, ibu tau rina sayang sama safira. Tapi, mamah juga sayang sama rina, mama mau rina sehat, mamah gak kuat liat kamu begini terus nak” ucap mamah rina.” Mamah rina gak papa sakit, rina sudah biasa. Rina gak perlu umur panjang, rina Cuma mau dekat sama mamah, sama papah sam safira mah. Umur panjang nda menjamin hidup bahagia. Hidup bahagia bisa rina cari sama safira” perkataan yang keluar dari mulut rina dengan air matanya yang semakin lama semakin deras tetessannya. “ rina, mamah tau perasaan kamu. Tapi, apa kamu tau perasaan mamah? Kita berobat ke singapura setelah kamu sembuh kita kembali kesini” jawab mamah rina dengan Suasana yang panas dirumah rina.

            Rina pun menyetujui perkataan dan keinginan mamahnya walaupun didalam hati rina terselip perasaan tidak yakin bahwa dia akan sembuh. Oleh karena itu, dia membuat surat kepada kak deo dan safira yang isi surat untu safira adalah sebagai berikut:

To Safira:
safira aku sayang banget sama kamu, kamu adalah teman terbaik yang pernah aku punya. Yang perlu kamu tahu gak selamanya kita bakalan sama-sama aku tahu itu dan aku harap kamu juga tahu. Semoga kita bisa bertemu lagi lain waktu setelah aku berobat kesingapur. Oh iya kamu yang bai yah sama kak deo, kalian pasangan yang serasi. Kalian cocok banget. Nanti kalo aku balik aku mau lihat kalian berdua sama-sama yah? Aku mau lihat temanku yang tersayang bahagia?. Kalo aku nggak balik-balik ingat aja kalo aku pasti bahagia ngeliat kamu bahagia Ra okeh
bye…J

dan surat untuk kak Deo….

To kak Deo:
Hai kak deo. Aku haraap kak mau baca surat ini karena aku sudah pernah nyakitin hati kakak. Waktu itu aku bukan niat nyakitin kakak tapi waktu itu aku terlalu kaget dan gak bisa berkomentar apa-apa jadi aku ninggalin kakak gitu aja tanpa stu kata pun oh iya kak selamat tinggal yah aku titip safira sama kakak aku percaya kakak bisa ngejagain safira.Dan kalian pasangan yang serasi sekali, kalian benar benar cocok.


Setelah membaca surat itu, kak deo dan safira bersama dan rina bisa pergi dengan tenang untuk berobat. 5 tahun sudah kak deo dan safira bersama. Mereka menikah dan dikaruniakan seorang anak perempuan yang cantik. Sementara itu bagaimana dengan rina di singapura. Ternyata setelah 5 tahun menjalani pengobatan rina berhasil sembuh dari penyakitnya dan perasaan rina bahwa dia tidak akan sembuh semuanya salah buktinya rina bisa sembuh dan kembali ke indonesia.


Sementara itu di indonesia Kak deo dan safira masih menunggu kedatangan dan kepastian dari rina apakah rina bisa kembali dan hidup atau sebaliknya. Di sore hari ketika mereke sedang bermain bersama anak mereka, muncul sesosok wanita cantik berkacamata yang tersenyum dan berjalan menuju rumah mereka dan ternyata itu adalah orang yang mereka tunggu-tunggu selama 5 tahun. Kek deo dan safira sangat senang karena terjawab sudah pertanyaan mereka selama ini, rina kembali dan safira langsung berlari dan memeluk rina dengan erat seraya berkata” rina kamu kembali” .

            Akhirnya mereka semua hidup bahagia. Rumah tangga Kak Deo dan Safira semakin bahagia dengan kehadiran seorang putra, buah hati kedua mereka. Kebahagian semakin lengkap setelah rina memutuskan untuk membeli rumah dan tinggal bersebelahan dengan safira. Rina kemudian menjadi penulis muda terkenal setelah berhasil memuat perjalanan hidupnya dalam sebuah novel.